Judul : Model Pengembangan Inovasi Kelembagaan Usaha Garam Rakyat Berstandar Garam Industri dalam rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan
Penyunting : Hendra Yusran Siry
Tahun terbit : 2011
Penerbit : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network
ISBN : 978-979-3893-40-2
Jumlah halaman : xvi, 111 hlm.
Format : PDF
Subjek : garam; produktivitas; pendapatan
Sekilas tentang isi paket data dan informasi:
Kualitas dan produktivitas garam yang dihasilkan oleh petambak garam rakyat di sentra-sentra produksi garam di Indonesia sampai saat ini masih rendah. Kandungan NaCl garam rakyat hanya 80-95 % dengan kandungan air 7-11%, sementara garam impor mencapai 97-99% dengan kandungan air 2-3%. Kondisi ini menyebabkan garam yang dihasilkan oleh petambak tersebut masih belum sesuai dengan kebutuhan industri, tapi hanya bisa digunakan untuk garam konsumsi. Rendahnya kualitas garam menyebabkan harga garam yang diterima petambak garam rakyat rendah. Teknologi produksi garam rakyat saat ini masih dilakukan secara tradisional yang menyebabkan produktivitas usaha garam rakyat Indonesia masih sangat rendah yang secara komulatif baru mencapai 40 – 60 ton/ha/tahun. Kisaran produktivitas ini tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan Australia atau India yang dapat mencapai produktivitas di atas 200 ton/hektar/ tahun. Sampai saat ini teknologi yang berkembang di masyarakat khususnya di Madura yaitu teknologi Maduris. Teknologi produksi garam yang ada sebenarnya juga sudah cukup berkembang, seperti yang dilakukan oleh PT Garam yang mengadopsi teknologi sistem Portugis dengan masa evaporasi lebih lama dan produktivitas dapat ditingkatkan. Permasalahannya bagi petambak garam skala kecil adalah keterbatasan modal yang menyebabkan sulitnya teknologi tersebut diadopsi dan diterapkan oleh petambak garam rakyat. Upaya perbaikan teknologi produksi garam rakyat perlu dilakukan melalui penguatan pra-produksi seperti restrukturisasi lahan, mekanisasi proses produksi dengan melengkapi peralatan seperti kincir angin dan mesin pompa serta perbaikan saluran pertambakan. Lemahnya kelembagaan pelaku usaha kan berimbas pada rendahnya posisi tawar serta harga jual produk. Peningkatan peran kelembagaan khususnya kelembagaan usaha garam rakyat bisa menjadi wadah untuk pengembangan inovasi teknologi garam yang bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas garam rakyat menjadi garam industri. Upaya tersebut harus dilakukan secara terintegrasi dan holistik, serta memberikan kontribusi solusi untuk kebijakan di tingkat pusat hingga implementasinya di lapangan.
Jika memerlukan paket data dan informasi dalam bentuk digital, dapat mengajukan permohonan melalui formulir berikut.